Candi Bubrah, Warisan Budaya Agama Buddha Di Klaten

Mengunjungi sebuah candi merupakan kegiatan berwisata yang akan menambah pengetahuan kita akan kisah pada masa lalu.

Selain itu bangunan dari sebuah candi selalu menjadi sebuah pertanyaan dalam diri, bagaimanakah orang-orang pada zaman dulu dapat membuat candi dengan peralatan yang seadanya?

Selain Candi Borobudur yang sangat megah, masih ada Candi Prambanan yang harus kamu kunjungi ketika berkunjung ke Jawa Tengah.

Di kompleks Taman Wisata Candi Prambanan terdapat sebuah candi yang dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, diperkirakan sekitar abad ke-9.

Candi tersebut bernama Candi Bubrah, yang dalam bahasa Jawa berarti “Hancur” atau “Berantakan”, konon katanya ketika ditemukan candi tersebut dalam keadaan hancur berantakan.

Candi Bubrah merupakan salah satu candi Buddha, tentu saja keberadaannya menjadi sebuah tanda tanya diantara Candi Prambanan yang termasuk candi Hindu.

berada diantara taman yang asri
berada diantara taman yang asri. google maps. sumber: Rosna Then

Simak juga: 13 wisata indah di Klaten

Berikut beberapa ulasan mengenai Candi Bubrah:

Lokasi Candi Bubrah

Lokasi Candi Bubrah berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, diantara Candi Lumbung dan Candu Sewu.

Tepatnya berada di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Rute Menuju Candi Bubrah

Rute menuju Candi Bubrah jika bergerak dari Jogja dengan mengarahkan kendaraanmu menuju Solo. Lokasinya berada di perbatasan antara Jogja-Klaten.

Tak begitu sulit untuk menemukan kompleks Candi Prambanan, karena sudah tersedia petunjuk jalan yang akan mengarahkanmu.

Lokasi Candi Bubrah berada sekitar 1 km jauhnya dari Candi Prambanan, berdekatan dengan Candi Lumbung dan Candi Sewu.

Jam Buka Candi Bubrah

Jam operasional Candi Bubrah dibuka setiap hari Senin hingga Minggu, mulai pukul 06.00 hingga pukul 17.00 sore. Waktunya sama dengan jam buka dari Taman Wisata Candi Prambanan.

taman di sekitar candi bubrah
taman di sekitar candi bubrah. google maps. sumber: Kaka Tama

Tiket Candi Bubrah

Tiket masuk yang berlaku dengan membayar sekitar Rp. 30.000 per orangnya, kamu sudah dapat menikmati beberapa candi yang ada di kawasan wisata tersebut seperti Candi Prambanan, Candi Sewu, dan beberapa candi lainnya.

Sedangkan untuk tiket parkir sendiri yakni:

  • Mobil Rp. 5.000
  • Mini bus Rp. 10.000
  • Bus besar Rp. 15.000

Tiket masuk yang kita bayarkan sudah termasuk asuransi.

Fasilitas Candi Bubrah

Fasilitas yang ada di sekitar Candi Bubrah diantaranya:

  • Area parkir yang luas
  • Taman yang cantik
  • Tempat beristirahat
  • Mushola atau Mesjid
  • Tempat makan
  • Toko-toko souvenir

Sejarah Candi Bubrah

candi bubrah pada zaman dahulu
candi bubrah pada zaman dahulu. google maps. sumber: Aida & Amirah Channel

Simak juga: Pulau Randayan

Diyakini bahwa Candi Bubrah satu masa dengan Candi Sewu dan Candi Lumbung, ketiganya merupakan satu kesatuan yang bercorak Budhist.

Konon katanya Candi Bubrah dibangun oleh Rakai Panangkaran atau yang biasa disebut Syailendra Wangsa Tilaka atau Mutiara Keluarga Syailendra.

Beliau membangun candi ini dengan maksud sebagai tempat pemujaan. Raja Panangkaran merupakan pemimpin dinasti Syailendra yang berpindah agama menjadi Budha karena diperintahkan ayahnya.

Semula beliau beragama Siwa Hindu. Setelah berpindah agama, Raja Panangkaran menjadi seorang Budhist yang amat taat.

Hal itu dibuktikan dengan dibangunnya beberapa candi seperti Candi Kalasan dengan maksud sebagai persembahan untuk Dewi Tara.

Kemudian beliau juga membangun Candi Sari dan Candi Sewu, namun ketika semua bangunan candi tersebut sudah selesai beliau tidak bisa meresmikannya karena sudah wafat.

candi bubrah
candi bubrah. google maps. sumber: Luu Van Cam

Yang akhirnya peresmian candi-candi tersebut dilakukan penggantinya yang bernama Rakai Panaraban. Candi Bubrah sendiri merupakan bangunan candi tunggal yang menghadap ke arah timur.

Candi Bubrah awal mula dikenali dari sebuah laporan sekitar abad 17 ketika utusan VOC yang bernama FC. Lons mengunjungi wilayah Keraton Mataram.

Namun sejak saat itu, keberadaannya seakan diabaikan, hingga akhirnya sekitar tahun 1807 HC. Cornelius membuat gambar Candi Sewu dan beberapa candi di sekitarnya.

Karyanya tersebut kemudian dipublikasikan Raffles pada tahun 1817 pada sebuah buku yang berjudul History of Java.

Sepanjang tahun 1825 hingga 1830, terjadi Perang Jawa yang membuat candi-candi tersebut mengalami rusak berat. Karena batu-batu candi dan arca-arca yang ada diambil dan digunakan untuk membangun benteng pertahanan.

Kemudian sekitar tahun 1913, keberadaan Candi Bubrah disebut kembali dalam sebuah laporan Rapporten Oudheidkundige Dienst (ROD).

Pada laporan itu disebutkan bahwa candi tersebut dalam keadaan berserakan, keadaan seperti itu terus berlangsung hingga tahun 2011. Menurut cerita, keadaan seperti itulah yang melatarbelakangi penamaan bubrah pada candi tersebut.

Sekitar tahun 2016 mulailah dilakukan pemugaran dengan dilakukan pemilihan bebatuan, proses tersebut berakhir sekitar tahun 2017 silam.

proses pemugaran candi bubrah
proses pemugaran candi bubrah. google maps. sumber: Irul Logic

Simak juga: Pantai Lasiana

Daya Tarik Candi Bubrah

1. Struktur Candi

Candi Bubrah bangunannya tinggi ramping, di bagian atap stupanya yang merupakan simbol Gunung Meru. Susunan stupa tersebut merujuk konsep pantheon dalam agama Budha, yakni 1 stupa dikelilingi 8 stupa kemudian dikelilingi lagi 16 stupa.

Di bagian luar candi terdapat relung-relung yang berisi arca Dhyani Buddha, yakni di Relung Utara terdapat Dhyani Buddha Amogasiddhi yang menghadap ke utara.

bangunan candi yang menyimpan banyak arti
bangunan candi yang menyimpan banyak arti. google maps. sumber: Awang Pradipa

Relung Barat ada Dhyani Buddha Amitabha, Relung Selatan berisi Dhyani Buddha Ratnasambhawa, sedangkan di sisi timur terdapat arca Dhyani Buddha Aksobhya.

Arca Dhyani Buddha tersebut memiliki perbedaan yang terletak pada posisi duduk dan tangannya. Serta terdapat motif hiasan taman teratai yang berada di bawah padmasina Dhyani Buddha.

Motif hias lainnya juga terdapat pada bagian kaki, tubuh, atap, serta pagar langkan. Yang menjadi ciri khasnya ialah hiasan ceplok bunga yang mengisi pagar langkan di sisi luarnya.

Hiasan menarik lainnya terdapat di Jaladwara yang berfungsi sebagai drainase saluran buang air. Jaladwara digambarkan sebuah makhluk bergigi taring, memiliki belalai, bersurai serta bergelung dengan posisi mulut yang terbuka.

2. Belajar Sambil Berwisata

dihiasi beberapa stupa
dihiasi beberapa stupa. google maps. sumber: Pat Connolly

Simak juga: Tebing Indah Pantai Mandorak

Candi Bubrah memiliki keunikan yang tidak dimiliki candi manapun, secara filosofis simbolik candi ini merupakan perwujudan simbol dari dua konsep mandala, yakni Vajradhatu Mandala dan Garbhadhatu Mandala.

Konsep tersebut terdapat dalam khasanah Hindu yang dikenal dengan Lingga dan Yoni, yang melambangkan laki-laki dan perempuan. Sebagai lambang kehidupan semesta yang selalu diwarnai akan dua hal.

Vajradatu Mandala diwakili keberadaannya oleh arca Dhyani Buddha yang mengarah ke empat arah mata angin, sedangkan konsep Garbhadhatu diwakili altar dan relung untuk Tri Ratna. Yang digambarkan dengan 16 kelopak, yang melambangkan Boddhisattwa utama.

Penggabungan konsep mandala tersebut dalam satu bangunan diyakini sebagai visualisasi akan perwujudan Yab Yum, yakni dewa dewi yang dianggap sebagai wujud Adi Buddha.

Yab Yum terdiri dari dua kata dengan arti yang berbeda, kata tersebut berasal dari bahasa Tibet, Yab artinya ayah yang agung sedangkan Yum berarti ibu yang agung. Dari merekalah asal muasal semua kehidupan di dunia ini.

Candi Sewu, Candi Lumbung, dan Candi Bubrah diyakini sebagai satu kesatuan mandala Buddha, hingga dalam proses peribadatannya pun melibatkan ketiga candi tersebut.

Candi Sewu merupakan tempat diawalinya semua rangkaian peribadatan, sebagai lambang dari konsep Vajradhatu Mandala, dilanjutkan ke Candi Lumbung yang menjadi perlambang Garbhadhatu Mandala. Diakhiri di Candi Bubrah yang melambangkan penyatuan dari dua konsep mandala tersebut.

berfoto bersama candi bubrah
berfoto bersama candi bubrah. google maps. sumber: oky_29

Penutup

Candi Bubrah menyimpan pesonanya tersendiri, serta sebuah bangunan bersejarah yang patut kita banggakan dan lestarikan bersama.

Ketika mengunjungi Candi Prambanan sempatkanlah untuk mengunjungi Candi Bubrah!