Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, Wisata Bukittinggi Yang Sudah Berusia Satu Abad Lebih

Taman Margasatwa Dan Budaya Kinantan, terkadang disebut juga Kebun Binatang Bukittinggi. Sebuah tempat wisata keluarga yang usianya lebih dari 100 tahun.

Ada beberapa hal yang menjadikan objek wisata ini menjadi unik dan legend. Diantaranya :

  • Menjadi salah-salah satu kebun binatang tertua yang ada di Indonesia
  • Terdapat rumah adat di area taman margasatwa
  • Terdapat sebuah jembatan yaitu “jembatan Limpapeh” yang menghubungkan dua destinasi wisata bersejarah antara Taman Margasatwa Dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort De Kock.

Tiga hal tersebut yang menjadikan area kinantan menjadi beda dengan kebun binatang lainnya serta berdampak terhadap banyaknya kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut.

Suasana di Dalam Aviary
Suasana di Dalam Aviary. google maps. sumber: muhammad hafidz

Terdapat sebuah tulisan “Kota Wisata” di gapura utama Taman Margasatwa dan Budaya seakan menasbihkan bahwa Bukittinggi kaya akan khazanah wisata yang sangat layak untuk dikunjungi, dan fakta memang berkata demikian.

Kebun Binatang Bukittinggi merupakan kebun binatang dengan koleksi terlengkap yang ada di Sumatera. Dari mulai kelompok hewan karnivora, herbivora, maupun omnivora ada di Kinantan.

Berikut deskripsi Kebun Binatang Bukittinggi selengkapnya!

Sejarah Kebun Binatang Bukittinggi

Pada tahun 1900 seorang Asisten Residen Agam yang bernama Storm Gravenande merancang dan membangun sebuah kebun bunga yang terletak di Bukit Malambuang. Dan pada akhirnya kebun bunga ini diberi nama sesuai nama sang perancang, yaitu “Stormpark”.

Lanjut, pada tanggal 3 Juli 1929 Dr. J. Hock merubah nama lokasi tersebut menjadi Fort De Kocksche Dieren Park dan menambah fungsi kebun bunga menjadi kebun binatang seiring dengan masuknya beberapa koleksi binatang.

Masih dalam satu area, pada tahun 1935 dibangun Rumah Adat Baanjuang Atau Rumah Gadang sebagai cikal bakal lahirnya wisata budaya dalam satu area.

Fort De Kocksche Dieren Park kemudian berganti nama menjadi Taman Putri Bungsu, dan akhirnya pada tahun 1995 nama tersebut dirubah menjadi Taman Margasatwa Dan Budaya Kinantan.

asri dan sejuk
asri dan sejuk. google maps. sumber: Bayu Haryanto

Keunggulan Berkunjung Ke Taman Margasatwa Dan Budaya Kinantan

Objek wisata ini memiliki keunggulan sebagai pemikat bagi para wisatawan untuk datang berkunjung. Diantaranya :

1. Nilai Histori

Usia Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan atau disebut juga Kebun Binatang Bukittinggi telah berumur satu abad lebih. Sungguh menjadi sebuah perjalanan panjang yang syarat dengan nilai sejarah.

Meskipun satwa-satwa baru mulai dikoleksi pada tahun 1929, tetapi pembangunan pertama area ini diawali pada tahun 1900, itupun baru hanya sebatas kebun bunga.

Pada akhirnya penulis berpendapat bahwa kebun bunga adalah cikal bakal lahirnya taman margasatwa di area tersebut, sehingga usia objek wisata ini sudah berumur satu abad lebih jika dihitung dari tahun 1900 sampai tahun 2024.

Berbeda halnya dengan usia rumah adat yang ada di area tersebut, pembangunan baru dimulai tahun 1935, Jadi baru berusia 89 tahun.

Nilai histori selanjutnya bahwa objek wisata ini dibangun saat masa penjajahan Belanda masih ada di Indonesia.

2. Nilai Budaya

Keberadaan Rumah Adat Baanjuang atau yang lebih dikenal dengan nama Rumah Gadang yang letaknya dalam satu kawasan mampu menjadikan area ini menjadi destinasi yang multiwisata.

Rumah Adat Baanjuang
Rumah Adat Baanjuang. google maps. sumber: william winata

3. Nilai Edukasi

Kandungan nilai sejarah dan budaya, maka menjadikan objek wisata Taman Margasatwa Dan Budaya Kinantan menjadi wisata edukasi untuk semua kalangan.

Apalagi jika perjalanan diteruskan melewati “jembatan Limpapeh”, maka edukasi pengunjung akan bertambah dengan kehadiran objek wisata Benteng Fort De Kock.

Nilai histori, budaya, alam, dan edukasi berpadu dalam satu kawasan. Sungguh menjadikan objek wisata ini sangat mempesona.

Ditambah dengan hadirnya beberapa gambar pahlawan, selain menjadi spot edukasi juga bisa dijadikan area untuk berfoto selfie.

Lokasi Kebun Binatang Bukittinggi

Lokasi Kebun Binatang Bukittinggi berada di Jalan Cindua Mato, Kelurahan Benteng Pasar Atas, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat.

Rute Menuju Kebun Binatang Bukittinggi

Jalan ke Kebun Binatang Bukittinggi bisa dilalui dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan, hingga ke lokasi parkir.

Rute menuju Kebun Binatang Bukittinggi dari Taman Jam Gadang ialah dengan menuju Jl. Khatib Sulaiman, kemudian belok kanan ke Jl. Lintas Barat Sumatera. Selanjutnya melajulah hingga tiba di Jl. Cindua Mato.

Jalan Menuju Reptile Zone
Jalan Menuju Reptile Zone. google maps. sumber: Ham Dani

Lokasi Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan berada di sebelah kanan jalan. Estimasi waktu dari Taman Jam Gadang kurang dari 10 menit.

Tiket Masuk Kebun Binatang Bukittinggi

  • Tiket masuk Kebun Binatang Bukittinggi untuk dewasa Rp. 25.000,-
  • Tiket masuk Kebun Bintang Bukittinggi untuk anak-anak Rp. 20.000,-

Anak dengan usia 12 tahun ke atas, membeli tiket masuk untuk dewasa

Jam Buka Kebun Binatang Bukittinggi

  • Jam buka Kebun Binatang Bukittinggi mulai pukul 08 pagi hingga 06 sore
  • Beroperasional setiap hari Senin sampai dengan Minggu

Fasilitas Kebun Binatang Bukittinggi

Fasilitas yang ada di sekitar kawasan wisata Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan diantaranya:

  • Mushola
  • Area parkir
  • Toilet
  • Tempat untuk duduk-duduk

Daya Tarik Kebun Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan

1. Kebun Binatang / Margasatwa

Sesuai nama lokasi wisata, maka tentu saja suguhan utamanya adahal tentang satwa-satwa yang ada di kawasan tersebut.

Koleksi Harimau Sumatera di Taman Margasatwa Kinantan
Koleksi Harimau Sumatera di Taman Margasatwa Kinantan. google maps. sumber: Henry’s Channel

Tidak usah diragukan lagi satwa apa saja yang ada di Kinantan, semuanya lengkap. Dari mulai satwa yang besar sampai yang kecil, pemakan tumbuhan, pemakan daging, sampai hewan pemakan tumbuhan dan daging semua lengkap tersaji.

Manfaatkan kunjungan ke Kebun Binatang ini menjadi momentum kebersamaan, kebahagiaan, namun berbalut edukasi, baik bersama keluarga maupun teman-teman.

Sebagai sebuah catatan, protokol keamanan sudah diperhitungkan dan ditetapkan oleh pihak pengelola. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka pengunjung tinggal mematuhi protokol tersebut.

Dan jangan pernah menjahili atau “mendzalimi” hewan-hewan yang ada di sana, selain akan menyandang sebagai “pengunjung tak beradab”, akan beresiko secara hukum juga.

2. Rumah Adat Baanjuang / Rumah Gadang

Spot wisata selanjutnya adalah spot yang mengandung nilai budaya, yaitu Rumah Adat Minangkabau yang diberi nama “Baanjuang” atau “Rumah Gadang”.

Bangunan ini merupakan bangunan tradisional yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Ada juga yang menyebut bangunan tradisional ini dengan nama “Rumah Bagonjong”.

Rumah Adat mempunyai ketentuan tersendiri, baik konsep bangunan maupun secara fungsi. Inilah yang menjadi pembeda dengan rumah-rumah biasa.

Jembatan Limpapeh
Jembatan Limpapeh. google maps. sumber: muhammad hafidz

Di dalam Rumah Adat Baanjuang di area wisata Taman Margasatwa dan Budaya terdapat banyak sekali koleksi barang yang mengandung nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

Dan yang luar biasa terdapat perhiasan serta alat kesenian khas Minang di dalam Rumah Bagonjong tersebut.

3. Jembatan Limpapeh

Sebuah jembatan eksotis yang menghubungkan dua objek wisata legendaris, yaitu Taman Margasatwa Dan Budaya dengan Benteng Fort De Kock.

Penutup

Sejatinya sebuah sejarah dapat ditelusuri melalui jejak peninggalanya, baik bangunan, prasasti, ataupun karya lainnya. Peradaban yang maju adalah orang yang tahu tentang sejarah bangsanya.

Oleh karena itu Taman Margasatwa Dan Budaya kinantan harus mampu terawat dari generasi ke generasi.

Menjaga dan merawat bangunan sejarah dan budaya bukan hanya tugas pengelola dan pemerintah saja, termasuk menjadi kewajiban bagi para wisatawan untuk mampu menjaganya.

Terakhir, selamat berlibur, dan buanglah sampah pada tempatnya ya….