Museum Blanco, Menikmati Maha Karya Pelukis Internasional

Sampai saat ini Pulau Dewata masih menjadi destinasi impian bagi semua sobat native dari seluruh penjuru nusantara bahkan hingga sampai ke seluruh penjuru dunia. Biasanya liburan ke Bali akan dipenuhi dengan pantai dan pantai. Kali ini, kita tidak akan menjelajah pantai, melainkan menjelajah ke sebuah museum.

Kawasan museum ini cukup menarik. Karena, wisatawan akan disuguhkan dengan berbagai macam karya seni berupa lukisan-lukisan menarik. Maha karya kelas atas yang pasti akan menghadirkan decak kagum. Museum ini bernama Blanco Renaissance.

Mungkin, bagi sebagian sobat native masih asing mendengar nama museum ini. Maklum saja karena, pamor dari tempat ini memang masih kalah dengan beberapa objek wisata yang lainnya. Baiklah, daripada berlama-lama, mari kita simak penjelajahannya dibawah ini.

Museum Blanco Gate
Image via: www.instagram.com/blancomuseum

Profil Museum Blanco

Nama pemilik dari objek wisata ini adalah Mario Antonio Blanco. Lahir di Manila, Filipina, 15 September 1912. Sejak umurnya masih 5 tahun. Blanco sudah menunjukkan kecintaannya terhadap dunia seni bahasa dan juga sastra. Tak jarang anak sekecil itu mencoba berkreatifitas di bidang yang disukainya.

Kecintaannya terhadap dunia seni dan sastra mengantarkannya kedalam sebuah keahlian dalam berbahasa. Tak tanggung-tanggung, Blanco mampu berbicara dalam 5 bahasa sekaligus. Indonesia, Prancis, Spanyol, Tagalog, Dan Bahasa Daerah Bali.

Dalam perjalanannya menjadi seorang pelukis. Blanco melukis bentuk lekuk tubuh perempuan. Sembari melakukan pembelajaran lebih mengenai dunia melukis. Hingga, beliau memutuskan untuk menetap di Bali pada taun 1952.

Keinginannya memiliki sebuah museum pun hampir terwujud. Dimana, raja ubud pada waktu itu, memberikan Blanco sebuah tanah di Campuan, ubud yang dipergunakan sebagai rumah sekaligus studio untuk melukis.

Simak : review Pantai Gunung Payung Bali.

Museum Blanco Antonio
Image by: www.instagram.com/blancomuseum

Pada tahun 1953, Balnco menikah dengan seorang perempuan penari Bali. Hidup yang ia jalani dengan melukis dan lukisan tersebut diperuntukkan untuk sebuah museum yang sudah ia persiapkan sejak lama. Sayangnya, sebelum peresmian pembukaan museum, Blanco sudah terlebih dahulu meninggal.

Banyak sekali penghargaan yang di dapat selama hidupnya. Penghargaan tersebut datang dari presiden soekarno, presiden soeharto. Selain itu penghargaan internasional juga didapatnya melalui raja dari negara tetangga kamboja, dari penyanyi Michael Jackson dan raja raja spanyol.

Lihat juga: daftar tempat wisata di Bali yang populer

Pesona yang Tersembunyi

Banyak wisatawan yang mungkin tidak tahu apa sebenanrnya yang menjadi daya tarik dari museum ini. pertama kali menginjakkan kaki disini, wisatawan akan disambut dengan rumah khas Bali yang eksotis. Museum ini memang di desain menyerupai bangunan-bangunan yang berada di Bali.

Dari halaman depannya saja sobat native sudah bisa mengambil beberapa gambar yang menarik dan esoktis. Selain itu, tempat ini berada di atas bukit campuan. Dimana, suasana dan suhunya sangat sejuk dan teduh. Terbebas dari yang namanya bising kendaraan dan polusi yang menyesakkan.

Oksigen yang masih berkualitas sangat baik membuat semua orang yang berkunjung ke sini enggan untuk pulang. Seperti ada daya magis yang mengharuskan sobat native untuk berlama-lama di tempat ini.

Di dalam kawasan, sobat native akan disuguhkan dengan halaman rumput yang sangat luas. Di tempat ini, wisatawan akan mulai terhipnotis. Sepetinya semua yang ada disini hanya bisa diungkapkan dengan satu kata saja, yaitu Kece.

Simak juga: Info seputar Pantai Pandawa.

Museum Blanco Front
Image via: www.instagram.com/ubudzen

Dilihat dari bangunannya merupakan perpaduan antara Bali dan juga Spanyol. Pada bangunan utama, sobat native akan disuguhkan dengan berbagai macam lukisan Blanco yang memperlihatkan lekukan tubuh wanita. Sementara di luar terdapat kolase lukisan sekitar tahun 60an.

Di area taman sobat native akan dihibur dengan hadirnya beberapa kawanan burung. Disinilah, biasanya sobat native akan memulai perburuan foto. Ada yang foto dengan burung-burung yang menggemaskan. Ada yang hanya foto di area taman. Pokoknya, tempat ini bisa dibilang menjadi titik spot foto.

Tidak hanya lukisan yang normal aja. Wisatawan juga bisa melihat beberapa lukisan porno yang memang menjadi bumbu dari perjalanan menyusuri kawasan ini. disini pula, sobat native bisa membeli sebuah buku biografi tentang Blnaco dengan harga yang terjangkau.

Pihak pengelolan museum sendiri juga menyediakan jasa paket tur yang bisa dijadikan alternatif untuk berkeliling menikmati setiap goresan tinta dari tangan pelukis ternama ini. lukisan-lukisan ini bisa dijadikan sebagai sebuah pose menarik yang biisa di posting di berbagai macam media sosial.

Selain itu, hadirnya tumbuhan tropis membuat suasana kawasan ini menjadi berbeda. Nuansa pedesaan dengan keramahan petugas museum membuat sobat native serasa di rumah sendiri. Selain tempat untuk berwisata, tempat ini juga menyediakan sarana kuil untuk beribadah. Ada juga café dan restoran yang menjajakan makanan khas bali.

Baca: review Garuda Wisnu Kencana.

Museum Blanco Birds
Image via: www.instagram.com/dynamicgirl39

Ada pula beberapa camilan khas asia dan eropa yang tidak boleh ketinggalan untuk dinikmati. Seluruh makanan ini akan bersatu dan menggoyang lidah sobat native hingga sobat native merasa kenyang. Bagi yang hobi makan, cita rasa makanan ini bisa mengalihkan duniamu.

Tidak lupa pula dengan toko souvenir yang menarik hati. Souvenir ini imut dan lucu. Pas dijadikan sebagai oleh-oleh bagi rekan, atau keluarga dirumah. Dengan harga yang sangat bersahabat bagi wisatawan yang menginginkannya.

Selain itu, sobat native juga bisa bersantai di area tamu museum serta di toilet yang sudah disediakan. Semua fasilitas di kawasan ini memang bisa dibilang sangat ramah untuk sobat native yang berkunjung ke tempat ini.

Lihat: wisata keluarga ke Waterboom Bali.

Alamat Dan Rute Lokasi

Alamat lokasi kawasan ini berada di Jalan raya penestanan No. 8, Desa Campuhan, Sayan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Jarak dari Bandar Udara Ngurah Rai Bali Jaraknya 38 km. atau membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 22 menit.

Sobat Native bisa menggunakan rute, dari Jl. By Pass Ngurah Rai – Jalan Raya Batubulan-Jl. Raya Singapadu-Jl. Raya Kangetan Jlana Campuhan III di seingakerta. Kemudian ambil jalan menuju museum di Jalan Raya Penestanan di Sayan kemudian sobat native akan sampai di lokasi.

Harga Tiket Masuk

Untuk harga tiket masuk akan dikenakan biaya sebesar 30 ribu rupiah. Ditambah dengan biaya parkir sebesar 15 ribu rupiah untuk mobil dan bagi para pengguna kendaraan bermotor akan dikenakan biaya sebesar 10 ribu rupiah.

Jam operasional kawasan ini akan buka pada pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Waktu yang singkat bagi sobat native untuk menikmati segala keindahan kawasan ini. tetapi, dari waktu yang singkat inilah sebuah kesan akan tercipta dan kenangan akan terpendam dalam.

Museum Blanco Learn Painting
Image via: www.instagram.com/amos_daeng_nompo

Baca: info seputar Monkey Forest Ubud.

Penginapan

Nah, bagi sobat native yang mencari penginapan, disini ada banyak sekali penginapan berupa hotel dan juga homestay. Sobat native bisa memilih sendiri fasilitas mana yang mungkin cocok dengan harga yang diinginkan sobat native.

Museum Blanco Renaissance adalah kawasan yang menarik untuk dikunjungi. Banyak sekali spot menarik yang bisa dijadikan sebagai spot foto. Suasana dan nuansanya yang begitu teduh nan sejuk, semakin memberikan rasa nyaman yang luar biasa.

Ayo datang dan kunjungi, Rasakan sendiri sensasi menarik di museum blanco ini.