Bukit Bangkirai adalah sebuah obyek wisata Hutan Hujan Tropis di Kalimantan Timur. Kawasan wisata ini memiliki Hutan Hujan tropis yang masih sangat alami.

Dengan luas sekitar 1.500 hektar, kawasan wisata ini memiliki pemandangan yang tidak biasa. Pohon-pohon yang tumbuh di hutan ini kebanyakan adalah pohon Bangkirai yang memiliki ketinggian mencapai 40 hingga 50 meter dan berdiameter 2,3 meter dan sudah hidup lebih dari 150 tahun.
Itulah alasan kenapa hutan ini dinamakan dengan Bukit Bangkirai. Di dalam hutan yang juga bisa dijadikan media pendidikan dan bahkan obyek penelitian ini juga terdapat banyak terdapat binatang liar. Bukit Bangkirai ini juga merupakan hutan konservasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah.
Tumbuhan Bangkirai terlihat unik dibanding pohon keras lain, karena tumbuh banir atau biasa disebut akar papan pada pangkal pohon. Banir yang besar dan kuat menjadikan pohon Bangkirai terlihat indah.
Salah satu atraksi populer di kawasan wisata hutan ini adalah canopy bridge. Sebuah jembatan yang menghubungkan puncak pohon dengan puncak pohon yang lain. Jembatan ini semacam menara pandang raksasa.

Simak juga: Wisata di Kutai Kartanegara
Lokasi Bukit Bangkirai
Bukit Bangkirai adalah kawasan wisata alam yang dikelola PT. Inhutani I Unit I Balikpapan. Kawasan wisata ini terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Bukit Bangkirai dapat ditempuh melalui perjalanan darat selama 1,5 jam dari Kota Balikpapan.
Rute Menuju Bukit Bangkirai
Untuk bisa sampai ke kawasan wisata Bukit bangkirai ini, pengunjung perlu menempuh jarak sekitar 58 km dan membutuhkan waktu kira-kira 1,5 jam melalui perjalanan darat dari kota Balikpapan. Atau Jarak 150 km dari kota Samarinda atau Tenggarong. Sedangkan jika dihitung dari kecamatan Samboja hanya berjarak sekitar 20 km.
Jalan menuju Wisata ini sudah cukup baik. Dari arah Balikpapan Anda dapat belok kiri di KM 38 Jl. Soekarno Hatta dan menelusuri jalan dengan panjang sekitar 7 Km.
Untuk menuju lokasi wisata ini pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat
Jam Buka Bukit Bangkirai
Untuk menikmati rindang hutan bangkirai dan pesona ketinggian di jembatan kanopi, pengunjung bisa datang ke lokasi ini mulai jam buka pada 07.30 dan jam tutup pada 17.00.
Tiket Bukit Bangkirai
Harga tiket masuk ke kawasan wisata ini untuk orang dewasa hanya dengan Rp 3.500, sedangkan untuk anak-anak cukup membayar Rp 1.500 saja. Ada biaya lain untuk parkir roda empat dikenakan Rp.5.000, dan kendaraan roda dua Rp. 3.000.
Jika ingin menikmati keindahan Hutan dari atas melewati Canopy bridge, pengunjung perlu merogoh biaya tiket Rp. 20.000 untuk WNI dan untuk wisatawan mancanegara Rp. 50.000.

Simak juga: Grafika Cikole.
Fasilitas Bukit Bangkirai
Obyek wisata Bukit Bangkirai sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Selain tempat parkir, tempat wisata ini juga terdapat gedung pertemuan yang mampu menampung 100 orang. Terdapat pula restoran dengan sajian menu yang bervariasi, serta penginapan dengan fasilitas AC.
Yang unik dan menarik, tempat wisata ini terdapat jungle cabin, yaitu penginapan alami di sekitar Bukit yang tidak dilengkapi fasilitas listrik.
Aktivitas Menarik di Bukit Bangkirai
-
Jembatan Kanopi

Di bukit Bangkirai ada fasilitas Canopy Bridge yang menjadi daya tarik utama wisata di kawasan wisata ini. Jembatan ini adalah jembatan gantung pertama di Indonesia dari jenis ini. Kalau secara internasional Jembatan ini kedua di Asia dan kedelapan di Dunia.
Dengan pertimbangan standar keamanan, pengunjung hanya diperkenankan naik dengan didampingi pemandu dari pihak pengelola. Selain itu, terdapat sejumlah aturan penting, antara lain jembatan ditutup jika kecepatan angin melebihi 30 mil/jam atau gangguan cuaca. Tinggi minimal pengguna 1 meter, serta tidak diperbolehkan menggunakan sepatu hak tinggi dan sandal.
Untuk mencapai lokasi jembatan kanopi, pengunjung harus berjalan kurang lebih sejauh setengah kilometer dari area depan. Ada beberapa trek atau rute jalan setapak yang dapat dilalui pengunjung untuk dapat menjangkau jembatan kanopi ini.
Dua trek yang paling sering digunakan adalah Trek M. Prakosa dengan jalur sepanjang 150 meter yang disambung dengan Trek Djamaludin sepanjang kurang lebih 300 meter. Sepanjang perjalanan, suasana teduh dari kanopi dan hawa lembab hutan tropis akan mengiringi perjalanan.

Simak juga: Hutan Penger
Jembatan yang tergantung dengan menghubungkan 5 Pohon Bangkirai dengan ketinggian 30 – 40 meter, akan memberikan sensasi yang luar biasa ketika berada disana. Terutama jika di tengah perjalanan ada hembusan angin menerpa yang otomatis akan membuat jembatan ini berayun-ayun. Kondisi ini tentu memompa adrenalin di atas canopy bridge sepanjang 64 meter ini.
Namun, semakin lama berada di atas canopy bridge ini, pengunjung akan melupakan ketakutan. Perhatian akan beralih pada decak kagum yang luar biasa oleh keindahan alam sekitar. Keindahan Alam Borneo, Keindahan hutan Kalimantan yang menjadi salah satu paru-paru dunia.
Dari atas Canopy Bridge, pengunjung bisa menikmati panorama hutan. Juga mengamati formasi tajuk tegakan “Dipteropcarpaceae” yang membentuk stratum. Formasi itu sambung menyambung dan juga menjadi salah satu ciri khas hutan hujan tropis.
Pengunjung wajib menenteng kamera untuk mengabadikan semuanya dari atas sini. Kapan lagi dapat kesempatan emas untuk mengabadikan gambar panorama hutan hujan tropis Kalimantan dari atas Canopy Bridge.
-
Kekayaan Flora

Sesuai namanya, vegetasi utama yang dapat ditemukan di Bukit Bangkirai adalah jenis pohon bangkirai atau nama latin Shorea laevis. Pohon ini termasuk jenis kayu komersil yang kini tergolong langka.
Kayu bangkirai memiliki sifat yang kokoh seperti kayu ulin, sehingga banyak digunakan sebagai bahan bangunan rumah-rumah tradisional di Kalimantan. Keberadaan tumbuhan bangkirai yang mendominasi tumbuhan di sekeliling bukit ini pun memiliki sejarah tersendiri.
Kawasan ini dahulu merupakan hutan tropis alami yang pernah mengalami dua kali kebakaran hebat akibat musim kering. Pada dua kejadian tersebut, sebagian besar tumbuhan yang ada di kawasan ini musnah terbakar. Meski demikian, ada sebagian kecil kawasan yang didominasi oleh pohon bangkirai selamat dari dua kejadian tersebut.

Simak juga: Hutan Raya Juanda.
Kawasan inilah yang kemudian dilestarikan dan dikelola menjadi taman rekreasi. Sebagian area yang habis terbakar dibiarkan pulih secara alami atau ditanami spesies tumbuhan baru.
Selain pohon bangkirai, di kawasan ini juga dapat ditemukan aneka jenis flora eksotis lainnya. Terdapat beberapa jenis pohon kayu lainnya, seperti keruing (Dipterocarpus spp.), meranti merah (Shorea smithiana), kempas merah (Koompassia malaccensis), dan ulin (Eusideroxylon swageri).
Selain itu, terdapat 45 jenis spesies anggrek, antara lain anggrek hitam (Coelegyne pandurata), anggrek harimau (Grammatophyllum speciousum), anggrek sisik naga (Cymbidium antropurpureum), dan anggrek joget (Bromheadia fynlaysoniana).
Terdapat pula sejumlah fauna unik seperti owa-owa (Hylobates muelleri), beruk (Macaca nemestrina), lutung merah (Presbytus rubicunda), hingga jenis semut hutan raksasa dengan panjang mencapai 2 centimeter.
-
Mengadopsi Pohon

Selain Bisa melihat panorama Hutan Hujan Tropis dan mencoba sensasi adrenaline di Canopy Bridge, para pengunjung juga bisa mengadopsi pohon. Untuk mengadopsi pohon di kenakan tarif tertentu, menyesuaikan dengan tanaman tersebut berada.
Terdapat 2 kawasan adopsi yaitu pohon khas Kalimantan dan pohon buah khas Kalimantan. Biaya pun berbeda antara kedua jenis itu. Untuk pohon khas Kalimantan dikenakan dana santunan Rp 2.000.000 di tahun pertama dan Rp 1.500.000 di tahun selanjutnya. Sedangkan pohon buah khas Kalimantan dikenakan tarif lebih murah.
Dana adopsi digunakan untuk biaya pemeliharaan pohon bersangkutan. Jika pohon tersebut baru ditanam, maka memerlukan perawatan baik penyiangan gulma, pemupukan, pemberian turus, pagar dan lainnya.
Sedangkan untuk pohon yang sudah tumbuh besar, biasanya pohon khas Kalimantan tetap memerlukan perawatan seperti pemotongan cabang yang telah rapuh. Untuk mengadopsi pohon boleh siapa saja atau dari berbagai kalangan baik individu, instansi pemerintah, atau swasta, dan kelompok masyarakat.

Simak juga: Hutan Alas Purwo
Tujuan adanya adopsi pohon adalah pelestarian dan kelangsungan hidup pohon tersebut. Terutama pohon – pohon yang baru saja ditanam setelah melalui proses penyemaian dan pembesaran.
Terdapat puluhan jenis pohon khas Kalimantan seperti Bangkirai, Meranti Merah, Ulin, Gaharu, Pulai, Kayu Bawang, Banggeris serta puluham jenis pohon kecil dengan tegakan rendahnya.
Begitu juga dengan pohon buah khas Kalimantan, pengunjung dapat mengadopsi untuk pelestarian tanaman tersebut. Berupa pohon Durian Merah, Durian Lai, Langsat, Rambutan Maritam, Asam Kuranji, beberapa jenis Mangga dan masih banyak lagi pohon buah yang tidak dapat di jumpai di pasaran.
Adopsi yang diberikan sangat membantu dalam perawatan serta ikut melestarikan pohon – pohon yang ada di kawasan wisata alam Bukit Bangkirai ini.

Objek Wisata Dekat Bukit Bangkirai
Saat berwisata jauh-jauh ke Kalimantan timur, tentu tak cukup hanya 1 objek saja. Tidak jauh dari Bukit bangkirai, dalam jarak hanya 30 km terdapat wisata alam batu dinding. Batu Dinding adalah gugusan batu kapur putih yang menjulang memagari Sungai Mahakam Ulu. Dinding batu ini terlihat kokoh bagai tembok raksasa dan sering dijadikan sebagai spot untuk mengambil gambar yang unik dan menarik.
Jika tak ingin lagi berjalan jauh, sambil kembali ke balik papan bisa singgah ke pantai Melawai. Pantai yang tepat di ujung tanjung ini berjarak 65 km dari bukit. Keindahan pantai ini paling menonjol saat matahari terbenam. Dengan posisi di ujung tanjung, maka pemandangan horizon langit sangat jelas dan landai tanpa terhalang bukit atau apapun. Hanya sesekali ditingkahi perahu-perahu nelayan yang melintas.
Demikian yang bisa kami paparkan sedikit cerita soal bukit bangkirai di Kutai Kartanegara. Mungkin nanti kawasan ini akan menjadi daerah wisata bagi para menteri dan anggota DPR-RI yang pusing memikirkan soal urusan negara di Ibu Kota Negara yang baru.
Selamat berlibur.