Desa Adat Bubohu, Wisata Religi di Ibu Kota Lama Kesultanan Gorontalo

Salah satu Desa Wisata Religius berada di Desa Adat Bubohu. Adatnya tak lain dan tak bukan adalah karena adanya pesona wisata serta budaya yang tersimpan baik di desa ini. Saat berada d desa ini kita tidak hanya sekedar bertadabur alam, tapi juga sebagai tempat pasantren alam, agak mengenal dan mempelajari agama islam lebih dalam lagi.

Desa Adat Bubohu ditetapkan sebagai Desa Wisata Religius. Hal ini karena pesona dari wisata budaya yang tersimpan baik di desa ini. Desa adat ini juga merupakan sebuah pesantren alam.
Desa Adat Bubohu. Image via: suara.com

Di desa ini pun kita bisa mengenal lebih jauh mengenai Kerajaan Gorontalo. Maa Taduwolo, sebuah tempat di dalam lingkungan desa adat ini menyimpan berbagai macam sumber mengenai sejarah Kerajaan Gorontalo.

Saat memasuki kawasan Desa Adat Bubohu para pengunjung akan d sambut dengan kumpulan fosil kayu tepat berada di depan pintu masuk desa. Tidak hanya pemandangan indah itu saja. Di dalam kawasan pesantren Desa Adat Bubohu terdapat barisan gubuk khas Gorontalo atau di sebut juga Wambohe yang berjajar rapih ini merupakan pemandangan khas d sini.

Tidak hanya sampai di Wambohe, keindahan alam di kawasan pesantren juga terdapat di bangunan kayu yang berbentuk Topoyo. Topoyo merupakan wadah yang bisa di gunakan oleh masyarakat Bungo untuk menantang dan menyimpan kue atau hidangan , pada saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Juga apabila Lebih jauh menaiki ke atas puncak bukit, terdapat juga sebuah Mesjid yang memiliki nama Mesjid Walima Emas.

Desa Adat Bubohu didesain menyatud negan alam, sehingga unsur Alam yang Asri sangat terasa.
Alam yang Asri. Image via: indonesia.travlr.com

Simak juga: 11 lokasi indah di Gorontalo

Lokasi Desa Adat Bubohu

Desa Adat Bubohu ini terletak di Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Labupaten Gorontalo. Desa Bubohu yang juga merupakan sebuah desa adat berjarak sekitar 35 kilometer dari Bandara Jalaludin, Gorontalo.

Rute Menuju Desa Adat Bubohu

Akses ke Desa Adat Bubohu tidak sulit semenjak ada perbaikan jalan beraspal yang meliuk-liuk di antara punggung perbukitan kapur dan liukan pantai. Para pengunjung cukup melakukan perjalanan sekitar 20 menit saja bila memulai perjalanan dari pusat kota Gorontalo.

Tiket Desa Adat Bubohu

Tidak ada ketentuan soal tarif tiket masuk, untuk bisa berkunjung ke desa adat Bubohu di gorontalo ini. Hal ini mungkin didasarkan apda niat awal pembangunan kembali desa ini sebagai desa kebudayaan memang bukan untuk orientasi bisnis.

Sultan Bubohu Bongo Gorontalo Yosep Tahir Maruf, sang Penggerak Desa Adat Bubohu.
Sultan Bubohu Bongo Gorontalo Yosep Tahir Maruf, sang Penggerak Desa. Image via: kompas.com

Bapak Yosepf, memotori pembangunan ini dengan niat untuk melestarikanw arisan kebudayaan leluhurnya para raja kesultanan gorontalo.

Fasilitas Desa Adat Bubohu

Pada saat berkunjung ke Desa Adat bubohu para pengunjung bisa menjumpai beberapa pondok kecil yang beratapkan daun rumbia yang nampak begitu unik dan menarik. Selain itu, di sekitar pondok ini pengunjung bisa menyaksikan ratusan burung merpati yang seolah menyambut kedatangan para pengunjung.

Kemudian, bagi para pengunjung yang ingin berlama-lama meniukmati segala pesona desa ini bisa menginap di sekitar desa. Namun jangan khawatir soal fasilitasnya, mesikipun dari luar sepintas terlihat biasanya namun rumah adat yang ada di desa ini memiliki fasilitas yang sangat nyaman. Dan satu lagi yang tak kalah hebatnya, di desa Adat Bubohhu juga terdapat kolam renang juga.

Daya Tarik Desa Adat Bubohu

  1. Wisata Religi

Persiapan Tradisi Walima saat maulid nabi di desa adat Bubohu
Tradisi Walima. Image via: jurnalsumatra.com

Simak juga: Pantai Kamali, Alun-Alun Tepi Pantai

Penduduk desa religi Gorontalo mayoritas beragama muslim. Mereka memang membangun Desa Religi ini dengan tujuan menarik minat para wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara. Maka dari itu pada saat berkunjung, para wisatawan akan langsung disambut dengan para warga yang ramah dan santun.

Dibalik unsur religinya, ternyata desa ini pun memiliki kondisi alam yang sangat asri yang membuatnya sedap untuk dipandang. Dan yang paling menarik para wisatawan yang datang sebelumnya harus memasukan kelereng terlebih dahulu ke dalam kotak. hal ini dilakukan untuk menghitung jumlah pengunjung yang datang.

Sementara itu, desa adat Bubohu juga terkenal akan tradisi upacara Walima yang dilaksanakan setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Selama acara berlangsung, para warga akan mengarak kue Kolombenggi ke masid serta membagikannya kepada siapa pun yang menghadiri acara tersebut.

warga desa adat bubohu bergotongroyong Menyiapkan kue Kolombengi untuk acara walima
Menyiapkan kue Kolombengi. Image via: surabaya.kompas.com

Masyarakat Desa Bongo memang terkenal kental akan nilai-nilai agama Islam. Hal ini pun tertuang nyata dengan adanya pesantren Alam Bubohu yang didirikan oleh  Yosep Tahir Ma’ruf yang lebih dikenal dengan sebutan Yotama.

Para santri yang belajar di pesantren ini akan dibina untuk memperlakukan semua makhluk hidup baik itu tumbuhan maupun hewan di sekitarnya layaknya sesama Santri. Di tempat ini pula, kita bisa berinteraksi dengan burung-burung dara yang selalu menyambut ramah pengunjung.

  1. Pesantren Alam

pesantren di desa adat Bubohu selain bangunan yang menyatud neganalam, kurikulum pun didesain untuk mendekatkan santri dengan alam
Pesantren Alam. Image via: sportourism.id

Simak juga: Pantai Atapupu di Perbatasan Negeri

Suatu hari di tahun 1997 silam, Yosep Tahir Ma’ruf, berinisiatif untuk mulai menanam pepohonan di area tandus ini. Beliau lalu membeli tanah sepetak demi sepetak. Hal tersebut dilakukannya demi merintis mimpi-mimpi yang diinginkannya.

Setelah sekian lama, ternyata tanah tandus nan gersang itu menyimpan mata air yang berasal langsung dari bebukitan tak jauh dari desanya. Air itulah yang kemudian dipompa dan dialirkan kemana-mana.

Pohon-pohon yang ditanaminya pun semakin membesar, Yosep juga mulai membangun beberapa pondokan di atas tanah kapur bercampur pasir itu, menyusul dua kolam renang yang diberi nama kolam santri dan kolam Asmaul Husna. Sejak saat itulah lokasi Desa Adat Bubohu yang dibangunnya diberi nama Pesantren Alam Bubohu.

koleksi museum fosil kayu di desa adat Bubohu
Museum fosil kayu. Image via: museumfosilkayu

Santri di pesantren alam desa Bubohu ini, rata-rata merupakan penduduk sekitar sini. Jumlahnya sekitar 600 orang dan datang dari berbagai lapisan usia, anak-anak hingga orang tua. Selain diskusi dan mengaji, santri-santri di pesantren ini juga diajarkan mencintai alam.

Salah satu materi cinta alam di Pesantren ini adalah dengan menanam pohon. Aktivitas belajar di pesantren alam dimulai pada malam hari usai shalat Isya, sebab pada siang hari rata-rata santrinya bekerja atau bersekolah formal.

Pesantren Alam Bubohu –Bongo juga memiliki dua museum yang cukup unik, yakni Museum Beranda Kebudayaan Gorontalo dan Museum Fosil Kayu yang memiliki lebih dari lima ribu koleksi di dalamnya.

Fosil-fosil kayu yang dikumpulkan dari sejumlah tempat di Gorontalo ini diperkirakan berusia ratusan tahun, dan dihamparkan begitu saja di dalam areal pesantren. Karena itu juga, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menjadikan pesantren alam Bubohu sebagai laboratorium geologi.

  1. Masjid Walima Emas

MAsjid walima yang terletak di puncak bukit di atas desa adat Bubohu
Masjid Walima emas. Image via: antaranews.com

Simak juga: Si mulut Lebar, Gua Batu Hapu

Jauh di atas puncak bukit, namun masih masuk daerah Desa Bubohu, terdapat juga sebuah mesjid yang diberi nama Masjid Walima Emas. Untuk menuju ke sana, masyarakat akan menempuh rute yang menanjak dengan jarak sekitar 500 meter.

Masjid yang beridiri kokoh ini nampak cukup unik karena selain kubahnya yang berwana emas, bentuknya pun khas seperti kue Kolombengi. Selain itu, masjid ini pun dikelilingi pemandangan hijau yang menjadi magnet bagi siapa pun untuk berkunjung ke sana.

Meskipun harus menempuh jalan yang menanjak pada untuk mencapainya namun setelah sampai para pengunjung bisa melihat pemandangan deretan rumah warga Desa Bongo serta  perahu nelayan yang dilabuhkan di pesisir pantai.

Spot instagramable masjid Walima.
Spot instagramable masjid Walima. Image via: barrabaa.com

Kemudian, Gunung Dunalihe yang menjulang dengan tebing-tebingnya yang curam juga merupakan panorama yang memesona dilihat dari masjid ini. Kemiringan lerengnya yang ditumbuhi pepohonan memberi pemandangan yang menakjubkan.

Di arah selatan, Teluk Tomini yang membentang sepanjang pemandangan memberi kesejukan karena membawa uap air segar menyapu bukit dan gunung kapur yang kerontang. Maka dari itu tak heran jika banyak pengunjung yang berfoto ria kala berada di Masjid ini.

Raja Gorontalo, Zainal Abidin Monoarfa,di museum  beranda kebudayaan di desa adat bubohu.
Raja Gorontalo, Zainal Abidin Monoarfa, Image via: infopublik.id

Simak juga: Kolam tersembunyi, Gua Haji Mangku

Objek Wisata Dekat Desa Adat Bubohu

Desa Adat Bubohu letaknya sangat strategis karena berdekatan dengan tempat-tempat wisata lainnya. Untuk itu, para wisatawan juga bisa mengunjungi objek wisata lain yang berdekatan di antaranya Tangga Dua Ribu yang berada di Teluk Kota Gorontalo.

Tangga Dua Ribu merupakan lokasi wisata yang hampir selalu ramai wisatawan karena memiliki pantai yang indah serta merupakan pusat jajanan kuliner Gorontalo.

Selanjutnya, ada objek wisata Pantai Biluhu yang menghadirkan pantai serta tebing-tebing yang indah. Terdapat tebing tinggi di bibir pantai. Pemandangan tebing setinggi 100 meter ini menjulang megah. Tebing ini semakin cantik dengan deretan pohon kelapa yang berdiri tegak menghiasi hamparan pasir putih di sepanjang pantai.

Sekian dulu cerita-cerita kami soal keindahan Desa Budaya, yang telah ditetapkan sebagai wisata Spiritual Gorontalo ini. Datang lah ke provinsi termuda di Sulawesi ini, dan nikmati betapa indah alam dan budaya Lama di Gorontalo.