Tahura Gunung Kunci, Wisata Alam Plus Sejarah Di Sumedang

Tahura Gunung Kunci atau disebut juga Gunung Panjunan, merupakan tempat wisata alam yang lokasinya berada di satu kawasan dengan Gunung Palasari.

Tempat wisata Sumedang yang satu ini memiliki landscape yang indah dan masih asri, selain itu kamu juga dapat mengunjungi peninggalan sejarah yang dikenal dengan nama Goa Belanda.

view dari gardu pandang
view dari gardu pandang. google maps. sumber: dian nursyamsiah

simak juga: alun-alun sumedang

Jadi selain berwisata alam kamu juga dapat melakukan wisata sejarah, dengan menyusuri goa tersebut. Enaknya sih berkunjung bersama kawan atau keluarga agar lebih rame.

Berikut gambaran tentang Tahura Gunung Kunci, sebagai bahan referensi wisata di Sumedang yang ikonik dan nggak boleh dilewatkan.

Sejarah Gunung Kunci Sumedang

Gunung Kunci pada awalnya merupakan sebuah benteng pertahanan yang dibuat oleh Belanda pada tahun 1914 dan selesai pada tahun 1917.

Benteng tersebut berisikan beberapa ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda. Disebut Gunung Kunci disebabkan adanya lambang kunci di gerbang masuk.

Banyak sekali sejarah pilu yang terjadi di benteng pertahanan tersebut, dan seakan menjadi saksi bisu akan kekejaman penjajah pada masa itu.

Benteng pertahanan tersebut awalnya dibuat oleh pihak kolonial Belanda kemudian pada saat Nippon atau Jepang masuk dikuasai oleh Nippon.

benteng pertahanan belanda
benteng pertahanan belanda. google maps. sumber: Cecep Risnandar

simak juga: gunung tampomas

Meski namanya Gunung Kunci, ini bukanlah gunung pada umumnya melainkan sebuah bukit yang memiliki luas sekitar 3,67 hektar.

Pada awalnya area sekitar benteng tersebut tidak banyak ditumbuhi pepohonan seperti sekarang ini, kemudian setelah kemerdekaan Indonesia mulai ditanami pohon pinus.

Lokasi dan Alamat Tahura Gunung Kunci

Lokasi Tahura Gunung Kunci berada di perlintasan Jalan Raya Bandung – Cirebon, tepatnya di Kelurahan Kotakulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Rute Menuju Tahura Gunung Kunci

Akses menuju Tahura Gunung Kunci sangat mudah sekali, jika bergerak dari Alun-Alun Sukabumi dengan melaju ke sebelah barat yakni sekitar 250 meter.

Jika masih bingung kamu dapat menggunakan GPS, dan ikuti arahan yang diberikan. Jalurnya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

tahura gunung kunci
tahura gunung kunci. google maps. sumber: Ariefjoe800

simak juga: mata air cikandung

Jam Buka Tahura Gunung Kunci

Jam operasional Gunung Kunci Sumedang buka setiap hari Senin hingga Minggu, mulai pukul 08.00 hingga 16.30 waktu setempat.

Tiket Masuk Gunung Kunci Sumedang

Harga tiket masuk Tahura Gunung Kunci sebesar Rp. 7.000,- saja.

Fasilitas Tahura Gunung Kunci

Fasilitas yang ada di area Tahura Gunung Kunci, diantaranya:

  • Area parkir kendaraan,
  • Toilet,
  • Gardu pandang,
  • Warung makanan dan minuman,
  • Area Playground,
  • Gazebo atau saung
area playground
area playground. google maps. sumber: Rachmat Hidayat

simak juga: wanawisata kampung ciherang

Daya Tarik Tahura Gunung Kunci

1. Alamnya Yang Indah

Tahura (Taman Hutan Raya) Gunung Kunci, menjadi semacam hutan kota yang ada di tengah pusat kota Sumedang. Apalagi lokasinya yang tak jauh dari Alun-Alun Sumedang.

Tahura Gunung Kunci dihiasi rindangnya pepohonan mulai dari yang unyu-unyu sampai menjulang tinggi ke atas. Sehingga udara yang dirasa segar, suasananya juga adem banget.

Terdapat gardu pandang yang dapat digunakan sebagai spot untuk berfoto ataupun menyaksikan keindahan Sumedang dari ketinggian.

Kamu dapat menyusuri kawasan Tahura Gunung Kunci dengan menapaki jalan setapak yang sudah disediakan, atau dapat pula dimanfaatkan sebagai jogging track.

alam yang indah dan sejuk
alam yang indah dan sejuk. google maps. sumber: Ariefjoe800

simak juga: curug ciputrawangi

2. Goa Belanda

Daya tarik utama dari Tahura Gunung Kunci adanya sebuah goa yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, yang dikenal dengan nama Goa Belanda.

Goa Belanda tersebut berdasarkan catatan sejarah mulai dibangun sekitar tahun 1914 dan selesai pada tahun 1917. Diperkirakan dibangun ketika sedang terjadi Perang Dunia I.

Tujuan dari pembangunan goa tersebut ialah sebagai benteng pertahanan dari setiap musuh yang datang menyerang. Ketika Perang Dunia II berlangsung, goa atau benteng pertahanan ini diambil alih oleh Jepang yang pada saat itu menguasai Indonesia.

goa belanda
goa belanda. google maps. sumber: Raynardthan Pontoh

simak juga: tempat wisata sumedang

Goa Belanda ini memiliki luas sekitar 2.600 meter persegi, terdiri dari lorong yang dihiasai dengan beberapa anak tangga untuk menuju beberapa ruangan yang ada. Ruangan-ruangan tersebut diantaranya:

  • Ruangan yang paling depan dulunya digunakan sebagai ruang administrasi.
  • Lalu setelah pintu masuk ada ruang interogasi.
  • Setelah naik tangga kamu akan mendapati ruang penyiksaan.
  • Naik tangga kembali ada ruang eksekusi, yang di tengah ruangan tersebut ada sebuah lubang.
  • Kemudian ada ruangan yang diperuntukkan sebagai toilet.
  • Di bagian belakang benteng ada ruangan yang digunakan sebagai penjara.
  • Ada pula sebuah ruangan yang cukup besar biasa digunakan untuk berkumpulnya para tentara Belanda atau Jepang, yang saat ini sudah berupa puing-puing diakibatkan serangan udara yang terjadi pada waktu itu.
  • Dan yang terakhir ada sebuah benteng, yang merupakan tempat para sniper atau penembak. Yang selalu siap menembak siapa saja musuh yang ada di depan.

Keadaan Goa Belanda sangat gelap meskipun di siang hari, hanya di beberapa ruangan saja sang mentari dapat masuk. Oleh karena itu, sebaiknya jangan sendiri jika hendak eksplor benteng pertahanan tersebut ya.

ruang tempat berkumpul
ruang tempat berkumpul. google maps. sumber: Raynardthan Pontoh

simak juga: curug ciismun

Penutup

Mengingat cukup kelamnya Benteng atau Goa Belanda ini, sering dijadikan sebagai tempat untuk uji nyali atau menguji keberadaan makhluk astral yang mendiami. Sehingga kawasan Tahura Gunung Kunci ataupun Goa Belandanya terasa menyeramkan.

Disamping hal-hal tersebut, kawasan Tahura Gunung Kunci merupakan saksi sejarah akan perjuangan para pejuang kemerdekaan RI pada masa itu. Dan harus kita jaga serta lestarikan bersama.