Desa Adat Ratenggaro, Eksplor Rumah Adat Ratenggaro dan Indahnya Alam Sumba

Desa Adat Ratenggaro atau Kampung Adat Ratenggaro merupakan objek wisata sejarah dibalut keindahan alam Sumba yang sangat khas.

Ratenggaro merupakan desa adat yang masih memegang teguh adat dan tradisi para leluhurnya. Terbukti dari masyarakatnya yang masih menganut tradisi Marapu, sama seperti Kampung lain di Kabupaten Sumba Barat Daya pada umumnya.

Bila diperhatikan dari segi bahasa, Ratenggaro berasal dari dua kata yakni rate yang bermakna “kuburan” serta garo yang bermakna “orang garo”.

Rumah adat Ratenggaro menjadi daya tarik utamanya, memiliki bentuk yang cukup menarik dimana terdapat menara menjulang setinggi 15 meter sebagai ciri khasnya. Ketinggian atapnya berdasar pada status sosial pemiliknya.

Keunikan Desa Adat Ratenggaro
Keunikan Desa Adat Ratenggaro. google maps. sumber: Aanino Widianto

Simak juga: 11 lokasi wisata di Sumba

Lokasi Desa Adat Ratenggaro berdekatan dengan Pantai Ratenggaro. Selain dibalut keindahan alam, wisata Sumba ini memiliki keunikannya tersendiri.

Lantas apa saja keunikan dan daya tarik dari Desa Adat Ratenggaro ini? Berikut ulasan selengkapnya:

Lokasi Desa Adat Ratenggaro

Lokasi Desa Adat Ratenggaro berada di Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Rute Menuju Desa Adat Ratenggaro

Rute menuju Desa Adat Ratenggaro jika kamu berangkat dari Jakarta, dapat menggunakan pesawat dan mendarat di Bandar Udara Tambolaka. Ongkos yang harus kamu keluarkan sekitar Rp 3 juta untuk pergi-pulang.

Kemudian untuk menuju ke lokasi kamu dapat meyewa kendaraan mobil dengan kisara harga Rp. 500.000 untuk seharian. Kamu juga dapat menggunakan ojek atau naik Oto, yakni sebutan untuk angkutan umum berupa minibus.

Jika kamu menggunakan Oto, setelah berhenti di Kecamatan Bondo Kodi, dilanjutkan dengan naik ojek ke Ratenggaro. Akses jalannya sudah bagus, dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan.

menyusuri setiap sudut kampung adat ratenggaro
menyusuri setiap sudut kampung adat ratenggaro. google maps. sumber: Rohiman Iman

Jam Buka Desa Adat Ratenggaro

Jam operasional Desa Adat Ratenggaro dibuka setiap hari dan selama 24 jam non stop. Jadi kamu dapat datang kapan saja kamu mau.

Namun demikian, karena disini ditinggali oleh beberapa warga setempat maka tidak disarankan untuk berkunjung pada malam har

Tiket Masuk Desa Adat Ratenggaro

  • Harga tiket masuk wisata Desa Adat Ratenggaro sebesar Rp. 20.000,- per orang
  • Sewa pakaian adat Rp. 50.000,-
  • Sewa kuda Rp. 50.000,-

Daya Tarik Desa Adat Ratenggaro

1. Keunikan Desa Adat Ratenggaro

Simak juga: Pantai Tanjung Kasuari

Keunikan Desa Adat Ratenggaro terletak pada rumah adatnya yang disebut Uma Kelada. Uma Kelada memiliki ciri khas berupa menara menjulang tinggi mulai berkisar antara 15-20 meter.

Atapnya berbahan dasar jerami dan tinggi rendah atapnya didasarkan atas status sosial mereka. Bangunannya berbentuk seperti rumah panggung yang terdiri dari 4 tingkat.

Sewa Kain Plus Naik Kuda
Sewa Kain Plus Naik Kuda. google maps. sumber: domi minggus

Keempat tingkatan rumah tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada tingkat paling bawah berfungsi sebagai tempat hewan ternak. Tingkatan yang kedua berfungsi sebagi tempat tinggal pemilik rumahnya.

Selanjutnya untuk tingkatan ketiga berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen. Pada bagian atas merupakan tempat memasak juga terdapat semacam kotak yang digunakan sebagai tempat menyimpan benda keramat.

Dan tingkatan yang terakhir adalah tempat untuk meletakkan tanduk kerbau sebagai simbol kemuliaan. Sementara itu, bila diperhatikan rumah adat di Desa Ratenggaro hampir sama seperti yang ada di Flores dan di Toraja.

Persamaannya terletak pada terdapatnya rahang babi serta tanduk kerbau yang digantung sebagai simbol bahwa orang yang memiliki rumah tersebut telah melaksanakan upacara adat.

2. Rumah Adat Yang Sakral

rumah adat yang khas
rumah adat yang khas. Google Maps. Sumber: Chandra Gultom

Ada empat buah rumah khusus yang sangat disakralkan penduduk setempat, yaitu Uma Katoda Kataku dan Uma Kalama sebagai simbol dari Ibu. Serta Uma Katoda Kuri dan Uma Katoda Amahu sebagai simbol dari saudara Ayah dan Ibu.

Posisi rumah-rumah ini mewakili empat penjuru mata angin dan letaknya saling berhadapan. Uma Katoda berada di bagian paling selatan dan menghadap ke utara.

Rumah itu berhadapan dengan Uma Kalama, yang menghadap ke selatan. Uma Katoda Kuri berada di timur menghadap ke barat, berhadapan dengan Uma Katoda Amahu yang menghadap ke timur.

Pendiri kampung tinggal di Uma Katoda Kataku yang berada paling selatan menghadap ke utara untuk mengingatkan bahwa leluhur mereka berasal dari utara.

Pada tiang-tiang utama empat buah rumah khusus tersebut, terdapat cincin atau gelang. Posisi dan jumlah rumah-rumah yang terdapat di Desa adat Rateranggo tidak pernah berubah dari dahulu dan semuanya terbuat dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitar tempat tinggal mereka mereka.

3. Kubur Batu

kuburan batu
kuburan batu. Google Maps. Sumber: Jerry Conney Otey

Simak juga: Tenangnya Pantai Mrutu

Sejarah Desa Adat Ratenggaro, konon katanya dahulu kala ketika masih terjadi perang antar suku, suku yang kalah dalam perang akan dibunuh dan dikubur di tempat itu juga.

Suku yang mendiami desa ini berhasil merebut wilayah desa orang-orang Garo. Mereka dikubur masih menggunakan bebatuan, sehingga di Kampung Adat Ratenggaro banyak terdapat kubur batu.

Setidaknya terdapat 304 buah kubur batu dan 3 di antaranya yang terletak di pinggiran laut memiliki bentuk yang unik. Kuburan tersebut memiliki bentuk yang menyerupai meja datar dan berukuran cukup besar.

Meskipun setiap harinya selalu terkena hantaman angin kencang dari arah laut namun kuburan ini tetap terlihat kokoh.

Tidak bisa dipungkiri lagi memang setiap ukuran dan pahatan pada tiap kubur batu akan menambah kesan magis yang mendalam. Terdapat batu kubur leluhur atau raja, serta warga Ratenggaro yang berukuran lebih kecil.

4. Indahnya Pantai Rantenggaro

Simak juga: Mengenal Sejarah di Situs Duplang

Desa Adat atau Kampung Adat Ratenggaro berada tak jauh dari sebuah pantai cantik, yang bernama Pantai Ratenggaro. Pantai tersebut merupakan spot pertama yang kamu jumpai, sebelum akhirnya tiba di Desa Adat Ratenggaro.

Di pantai ini juga banyak makam batu serta beberapa makam yang diberi hiasan berupa pahatan. Deburan ombaknya cukup kencang, dan pengunjung dilarang untuk bermain air ataupun berenang. Karena ancaman buaya, yang hidup mendiami pantai ini.

Pantai Ratenggaro
Pantai Ratenggaro. google maps. sumber: Antonio Lalu

Saat berjalan di sekitar pantai, pengunjung akan melihat salah satu kuburan setinggi 3 meter. Ini adalah makam dari Putra pendiri Desa Adat Rantenggaro.

5. Berbelanja Souvenir Khas Sumba

Saat ini Desa Adat atau Kampung Adat Ratenggaro telah dijadikan destinasi wisata, maka ketika kamu berada di sini kamu akan menemukan beberapa warga yang menjajakan kerajinan tangan khas dari Sumba.

Seperti beberapa aksesoris yang dibuat sendiri serta kain-kain Sumba yang khas dengan motif yang lain dari yang lain.

6. Menyaksikan Upacara Adat Pasola

Upacara Adat Pasola merupakan hajatan besar bagi rakyat Sumba. Jika kamu ingin menyaksikannya, datanglah pada bulan Februari. Karena pada saat itu akan terjadi Pasola yang diadakan di kawasan Lamboya dan Kodi.

Sedangkan jika kamu berkunjung pada bulan Maret, Upacara Adat Pasola akan dilaksanakan di Wanukaka dan Gaura.

Penginapan

Sudah banyak tersedia beberapa penginapan atau homestay di sekitar Kampung Adat Ratenggaro, diantaranya:

  • Villa Tepi Tebing
  • Homesick Homestay
  • Merzy Homestay
Hunting Souvenir
Hunting Souvenir. google maps. sumber: 여행자카르타

Tips Mengunjungi Desa Adat Ratenggaro

  • Ta’ati tata krama yang ada di kampung adat tersebut.
  • Hindari melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
  • Jaga selalu kebersihan area Kampung Adat ratenggaro.
  • Siapkan gadget kamu untuk mengabadikan setiap momen yang tercipta disini.
  • Bawalah beberapa pakaian yang simple dan nyaman dipakai.

Penutup

Itulah sedikit hal daya tarik Desa Adat Ratenggaro, Sumba Barat Daya. Yang tentunya masih sebagian kecil saja dari apa yang bisa anda ditemukan jika berkunjung ke Desa Adat ini.

Nah sekarang, apakah kamu sudah siap menjelajahi Pulau Sumba?